RSUD dr. Harjono Ponorogo terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program lingkungan hidup berkelanjutan . Senin (4/8), rumah sakit milik pemkab itu mulai melakukan penanaman 500 unit biopori di seluruh area seluas 6,5 hektare. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemenuhan kriteria green hospital yang sedang digalakkan.

Direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo, dr. Yunus Mahatma,Sp.PD , menyebut bahwa penanaman biopori ini tidak hanya mendukung penghijauan, namun juga sebagai solusi pengelolaan sampah organik yang lebih ramah lingkungan.

“Kami targetkan 500 unit biopori tertanam, menyesuaikan dengan luas rumah sakit. Ini sangat membantu dalam mengurangi limbah organik dan menjaga kualitas lingkungan di sekitar rumah sakit,” ungkapnya.

Langkah ini juga merupakan bagian dari tujuh indikator untuk mencapai predikat green hospital. Enam indikator telah terpenuhi, tinggal satu yang masih menjadi pekerjaan rumah, yakni penanaman pohon.

“Kami sudah tanam sekitar 800 pohon. Target totalnya 1.500 pohon untuk luasan 6,5 hektare ini. Sisanya akan kami genjot sampai November nanti,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Satgas Penghijauan Kabupaten Ponorogo, Bambang Suhendro menambahkan bahwa program ini merupakan inisiatif langsung dari Bupati Ponorogo dan tidak hanya berhenti di area rumah sakit.

“Setelah RSUD, rencananya akan kita kembangkan ke pasar, kawasan wisata Telaga Ngebel, sekolah, restoran, hingga komunitas masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bambang menuturkan bahwa konsep TPS OBI (Tempat Pembuangan Sampah Organik Biopori) yang digunakan di RSUD akan dijadikan percontohan. Ke depan, dilakukan pemetaan terhadap potensi lokasi penghasil sampah organik, kemudian dilakukan pemasangan TPS OBI di tempat-tempat tersebut.

“Untuk lokasi skala besar seperti pasar, tentu dibutuhkan TPS OBI khusus. Kami akan siapkan dalam bentuk bes beton berdiameter 1 meter sebanyak tiga unit. Sistem ini akan dikelola khusus dan hanya menampung sampah organik,” urainya.

Jika pengelolaan ini berjalan optimal, Bambang optimistis Ponorogo bisa menjadi daerah yang unggul dalam manajemen sampah berbasis lingkungan.
“Ini langkah besar untuk mengurangi beban TPA dan mengubah kebiasaan masyarakat,” tegasnya.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Ponorogo. Harapannya, kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah organik bisa tumbuh dari lingkungan kecil seperti rumah tangga, lalu menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Leave A Comment